KUALA SIMPANG, KOMPAS - Banjir melanda hampir seluruh kawasan di Kabupaten Aceh Tamiang, Nanggroe Aceh Darussalam. Sedikitnya 60 orang warga dilaporkan tewas dan puluhan ribu pengungsi hingga kini masih terjebak di sejumlah titik di Tamiang dan belum mendapat bantuan karena jalur darat terputus.
Penjabat Gubenur NAD, Mustafa Abubakar, saat mengunjungi para pengungsi di Paya Bedi, Kecamatan Rantau, Minggu (24/12), mengatakan Tamiang merupakan kawasan terparah yang dilanda banjir dibandingkan enam kabupaten lain di Aceh. “Hampir semua kecamatan di daerah ini yang terendam banjir. Kami telah menentukan 12 titik posko pengungsian yang harus dikirim bantuan melalui udara dan akan segerakami kirim,” kata dia.
Para pengungsi yang ditemui di Paya Bedi mengatakan, hingga saat ini belum mendapat bantuan. “Rumah tenggelam, seluruh harta benda kami hilang, hanya ada baju di badan. Kami kelaparan, butuh beras,” tutur Asnah (38), warga Desa Bukit Rata, Kecamatan Kejuruan Muda.
Dari pantauan melalui udara, terlihat ratusan warga di Aceh Tamiang masih bertahan di atap-atap rumah dan masjid. Sementara, air menenggelamkan sebagian besar kawasan permukiman. Ratusan hektar lahan pertanian dan kebun kelapa sawit juga porak-poranda.
Gufron Zaenal Abidin, Ketua Posko Partai Keadilan Sejahtera di Tamiang mengatakan, pihaknya telah mengevakuasi 60 orang korban tewas di sana. “Korban diperkirakan lebih banyak lagi, karena masih banyak yang belum bisa dievakuasi,” ujar Gufron.
Kepala Bagian Humas Pemerintah Provinsi NAD, Nurdin F Jos, mengatakan ada satu desa, yaitu Limo Mukur di Tamiang, dengan jumlah penduduk hingga 300-an jiwa dikabarkan hanyut. “Seluruh rumah mereka hanyut, dan warganya belum ditemukan. Kemungkinan banyak yang tewas,” kata Nurdin.
Selain Aceh Tamiang, banjir juga melanda Aceh Timur, Aceh Utara, Biereun, Bener Meriah, dan Gayo Lues. Hingga Sabtu kemarin, jumlah korban di lima kabupaten mencapai sembilan orang. “Korban besar diperkirakan juga terdapat di Gayo Lues, tapi sampai sekarang akses ke sana masih terisolasi,” ungkap Nurdin.
Pangdam Iskandar Muda, Mayor Jenderal Supiadin AS, mengatakan pihaknya sudah mengerahkan tiga batalion dan lima Kodim untuk membantu evakuasi korban. “Dua batalion membantu di pesisir timur dan satu batalyon di Gayo Lues,” ujar Pangdam.