SURABAYA - Polda Jatim menyita 81 replika senjata api yang diduga tidak memiliki izin. Senjata-senjata itu disita dari sebuah rumah pengusaha distributor mainan di Jalan Diponegoro.
Sekilas, 81 senjata milik pria berinisial RH yang terdiri atas jenis pistol dan laras panjang itu mirip dengan senjata asli. Desain hingga bobotnya tak beda dengan senjata betulan. Yang membedakan hanya peluru dan sistem kerjanya.
Pelurunya bukan senjata tajam, melainkan plastik yang berbentuk bulat. "Senjata ini juga tidak menggunakan mesiu. Peluru didorong dengan tekanan angin. Senjata seperti ini biasanya digunakan dalam permainan air soft gun," kata Kasat Pidum Polda Jatim AKBP Nasri.
Menurut Nasri, penggerebekan dilakukan setelah polisi memperoleh informasi bahwa di rumah RH terdapat puluhan senpi (senjata api) tanpa izin. Polisi bergerak melakukan penggerebekan Selasa (12/12) dini hari lalu. Saat digerebek, ternyata polisi tidak menemukan senpi. Mereka hanya menemukan replikanya.
"Replika senjata juga harus berizin. Itu diatur dalam Skep Kapolri Nomor 82 Tahun 2003 tentang Kepemilikan Replika Senjata. Senjata itu harus izin dari Yanmin Intelkam, selain memiliki rekomendasi dari Perbakin," ungkap Nasri.
Saat surat-surat itu ditanyakan, RH tidak bisa menunjukkan. "Akhirnya, senjatanya kami sita. Pemiliknya baru kami tetapkan sebagai saksi saja," jelasnya.
Dalam pemeriksaan, RH mengaku bahwa senjata-senjata tersebut adalah barang dagangannya. "Barang itu sudah diperjualbelikan sejak 2003.Yang terjual sudah 51 pucuk dengan harga berkisar Rp 5 juta sampai Rp 15 juta," tandas perwira berpenampilan kalem itu.
Lalu, dari mana senjata itu didapat? Polisi mengatakan, 81 senjata tersebut diimpor dari luar negeri. "Importernya ada di Jakarta. Dari Jakarta dikirim ke distributor senjata air soft gun di kawasan Dukuh Kupang. Dari situ, RH mendapatkan senjata-senjata tersebut," tutur Nasri. (fid)
