Denpasar - Pemuda Hindu Bali berunjuk rasa mendesak agar para terpidana bom Bali I Amrozi cs agar segera dieksekusi menyusul eksekusi mati terpidana kasus Poso, Tibo cs. Dalam aksinya, mereka juga menyesalkan kerusuhan di NTT.
Aksi Simpatik Hindu Muda ini digelar di perempatan jalan Patung Catur Muka Denpasar, jalan Udayana, Denpasar, pukul 13.00 Wita, Selasa (26/09/2006). Dalam aksinya yang dikuti oleh 100 orang, pemuda Hindu menggunakan pakaian adat Bali. Dalam orasinya, koodinator aksi Made Suarjana meminta kejaksaan secepatnya mengeksekusi Amrozi cs.
Pemuda Hindu juga menyatakan keprihatinan terhadap kerusuhan di Atambua, NTT pasca eksekusi Tibo cs. "Kami juga prihatin mengapa Tibo cs lebih dulu dieksekusi daripada terpidana mati bom Bali I Amrozi cs, padahal kasus bom Bali I lebih awal terjadi dibandingkan dengan kasus Poso," kata Suarjana.
Data yang dimiliki Pemuda Hindu ini tampaknya kurang tepat. Sebab, menurut catatan detikcom, sidang kasus Poso sebenarnya sudah digelar sejak tahun 2000. Sementara bom Bali I terjadi pada tahun 2001.
Dalam aksinya, massa membawa berbagai macam poster yang bernada agar Amrozi cs dieksekusi. Pemuda Hindu juga mengusung keranda mayat berselimut kain poleng (hitam putih), karangan bunga duka, membawa poster, menyebar selebaran serta menggelar orasi.
Mereka mendesak agar Amrozi cs dieksekusi di Bali karena peristiwa peledakan terjadi di Kuta, Bali. "Eksekusi Amrozi di Bali", "Amrozi Dieksekusi, Bali damai"," demikian isi beberapa poster.
Selebaran tersebut dibagikan kepada para pengguna jalan yang melintas di depan mereka. "Jika ingin hukum di Indonesia ditegakkan, segera Amrozi cs dan pelaku bom Bali II dihukum mati. Umat Hindu (minoritas) harus waspada terhadap kasus hukum yang tidak adil terhadap kepentingan Hindu di Indonesia," bunyi salah satu point selebaran.
Aksi yang menyebabkan arus lalu lintas menjadi macet ini mendapat pengawalan ketat dari aparat keamanan. (gds/asy)
