TEMPO Interaktif, Ambon:Para pejabat pemerintahan Provinsi Maluku saat ini tengah memeriksa dampak akibat gempa yang terjadi di Laut Banda, sebelah selatan Pulau Seram dan Ambon. Gempa berkekuatan 7,7 itu terjadi sekitar pukul 02.00 dini hari waktu setempat.
"Kami segera mengadakan pertemuan dengan Gubernur Maluku tadi pagi dan sekarang masih memeriksa dampak akibat gempa itu," kata Mikael Rumadjak, juru bicara pemerintah Provinsi Maluku, melalui telepon.
Menurut Mikael, sampai sejauh ini belum ada laporan yang mengalami kerusakan. "Kami harap tidak ada kerusakan fatal," ujarnya.
Ribuan warga yang tinggal di Ambon, ibu kota Provinsi Maluku, segera meninggalkan rumah dini hari tadi begitu gempa di laut terjadi.
Warga khawatir gempa itu akan menimbulkan gelombang tsunami seperti yang terjadi di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara tahun lalu. "Warga khawatir ini merupakan tsunami berikut," kata Mikael.
Gempa bumi yang terjadi di Laut Banda, sekitar 195 kilometer dari kota Ambon, itu merupakan yang terkuat sejak September 2005.
Indonesia berada di lingkaran gunung berapi di Lautan Pasifik, suatu daerah lempengan vulkano dan tektonik yang sangat aktif.
Negeri ini pada 26 Desember 2004 diguncang bencana gempa dan gelombang tsunami yang terjadi dari Lautan India. Korban meninggal akibat gelombang tsunami yang terjadi di Aceh mencapai 200 ribu orang. Selain Indonesia, beberapa negara di Asia dan Afrika lainnya juga tersapu gelombang dahsyat ini.