Members Login
Username 
 
Password 
    Remember Me  
 

Topic: Sejumlah Jenderal Purn Tolak MoU GAM * ’Kita Ditipu’

Page 1 of 1  sorted by
Maniac in Training
Status: Offline
Posts: 122
Date:

Sejumlah Jenderal Purn Tolak MoU GAM * ’Kita Ditipu’

14 Sep 05 08:57 WIB
Sejumlah Jenderal Purn Tolak MoU GAM
* ’Kita Ditipu’

Jakarta, WASPADA Online
Sejumlah jenderal purnawirawan TNI dan anggota DPR RI masih mempersoalkan MoU perdamaian pemerintah RI dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Bahkan menjelang pemerintah dan pihak GAM akan memusnahkan senjata, pada pertemuan keluarga besar (KB) TNI dengan anggota FPDIP DPR RI di Hotel Hilton Jakarta Selasa (13/9), mantan-mantan petinggi TNI yang pernah mengisi jabatan penting itu menyatakan menolak MoU Helsinki.

Mereka yang hadir dari kalangan jenderal purnawirawan di antaranya Kemal Idris, Saleh Basarah, Kahfi Suriadiredja, Surjadi Sudirja, Mutoyib, Bibit Waluyo, Sayidiman Surjohadiprojo, Fachrur Rozi, Kiki Syahnakri, Yan Santoso. Dari kalangan Ormas, tampak J Yoseano Waas, Indra Bambang Utoyo, Rosita Noor dan Arifin Hakim. Sedangkan dari DPR RI hadir di antaranya Tjahjo Kumolo (Ketua FPDIP), Panda Nababan, Effendi Simbolon, Gayus Lumbun, Sidarto M, Raja Kami Sembiring, A Ghalib, AS Hikam.

Dari beberapa orasi yang mereka tampilkan menanggapi isi butir-butir MoU Helsinki banyak mempertanyakan hak kedaulatan Indonesia, dikaitkan dengan wilayah Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) termasuk dalam NKRI. MoU menurut Yan Santoso yang juga mantan Ka-Bais itu, membuka peluang Aceh akan merdeka tahun 2006. Peluang itu ada karena, katanya, butir-butir di MoU memberi peluang lebih banyak kepada GAM untuk menentukan NAD yang berdaulat dalam NKRI.

Bahkan Bibit Waluyo yang juga mantan Panglima Kostrad dengan tegas meminta kepada PR RI jangan bertele-tele menanggapi masalah MoU. "Tolak MoU. Kita ditipu," ujarnya. Dalam kesempatan itu Bibit Waluyo memperlihatkan fotocopi lima lembar surat ucapan terima kasih dari Hasan Tiro yang ditujukan kepada Hamid Awaluddin, Sofyan Jalil, Widodo AS dan seluruh delegasi Indonesia. Dalam surat itu Hasan Tiro mengatasnamakan dirinya sebagai wali negeri Pemerintah Negara Aceh.

"Saya selaku wali negara Aceh yang berdaulat memberi penghargaan Hamid Awaluddin, Sofyan Jalil, Widodo AS karena telah memberi kesempatan kepada kami untuk menyusun strategi perjuangan kemerdekaan Aceh. Anda telah berhati tulus untuk memahami perjuangan kami untuk merdeka yang telah dilaksanakan bertahun-tahun. Hendaknya anda tidak terhasut oleh provokasi sekelompok orang yang tidak ingin melihat Aceh merdeka dan damai. Semoga saudara semua sukses memimpin Indonesia bersatu berdampingan dengan negara Aceh".

Lembaran ucapan terima kasih itu menggunakan kop surat atas nama Pemerintahan Negara Aceh (PNA) Kementrian Penerangan, PO. BoX 130, S-145 01 Nosborg Sweden, Tel: +46 8 531 83833 Fax:+46 8 531 91275. Selain itu, surat lain berisi laporan juru bicara PNA di pengasingan yang berkedudukan di Stockholm, Sweden, Bahtiar Abdullah kepada Hasan Tiro. Isi laporannya antara lain menggambarkan strategi pasca MoU Helsinki, dan pemerintah RI tidak berkutik karena ada peranan AMM hingga Tengku (Hasan Tiro) bisa ke Aceh memproklamirkan kemerdekaan Negara Aceh.

"Baca ini saja kita tidak perlu bertele-tele. Tolak. Damai itu indah kalau dua-duanya konsisten. Sampai kapan pun kalau saya Panglima, TNI tidak saya tarik," ujarnya ketika membicarakan butir-butir MoU tentang penyerahan senjata AMM yang berperanan dan penarikan pasukan TNI dari NAD.

Sikap penolakan disampaikan juga oleh tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU), Arifin Hakim. Menurut dia, di lingkungan NU hampir semua menolak MoU, karena butir-butir di MoU hampir pasti terjadi Aceh merdeka. Karena itu solusinya bagi DPR supaya menolak, karena sikap itu bisa digunakan melalui konstitusi.

Yang menarik dari pertemuan itu ada pengulasan lebih jauh tentang profil Hasan Tiro yang disampaikan seorang putra Aceh yang juga Sekjen Forum Komunikasi Putra-Putri TNI, Sayid Muhammad Mulyadi. Dia mengungkapkan, penandatanganan MoU pemerintah dengan GAM merupakan kesalahan fatal. Menurut dia, GAM di Swedia tidak bisa mengatasnamakan rakyat Aceh seluruhnya. Hasan Tiro, menurut dia, hanya seorang petualang dengan motifasi uang. Bahkan Abu Daud Ber'euh pernah kecewa dua kali oleh perbuatan Hasan Tiro yang menipu dengan membawa ratusan ribu dolar, yang katanya untuk membeli senjata. Tetapi sampai Daud Ber'euh wafat Hasan Tiro menghilang. Malah Sayid memaparkan, Hasan Tiro itu tidak pernah shalat dan isterinya pernah dari bangsa Amerika Yahudi. "Tidak ada hubungan pahlawan T Cik Ditiro dengan Hasan Tiro," ujarnya. (j07)
click here

HUH ternyata RI di tipu

__________________
Page 1 of 1  sorted by
Quick Reply

Please log in to post quick replies.



Create your own FREE Forum
Report Abuse
Powered by ActiveBoard