Peringatan Idul Adha di Indonesia berbeda dengan Saudi Arabia yang menetapkan Idul Adha pada Sabtu 30 Desember.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama Nasaruddin Umar di Jakarta, Sabtu (23/12) siang mengatakan penetapan 10 Dzulhijjah pada 31 Desemeber tersebut didasarkan atas hasil hisab dan rukyat. Hasil hisab sejumlah organisasi massa Islam menetapkan Idul Adha pada 31 Desember.
Sedangkan rukyat yang dilakukan Departemen Agama di 35 lokasi di seluruh Indonesia pada Rabu (20/12) tidak melihat hilal. Karena itu, umur bulan Dzulqa’dah digenapkan menjadi 30 hari. Dengan demikian 1 Dzulhijjah 1427 Hijriah jatuh pada 22 Desember 2006 dan Idul Adha 10 Dzulhijjah jatuh pada 31 Desember 2006.
Nasaruddin berharap seluruh masyarakat Indonesia dapat memperingati Idul Adha secara bersama-sama meskipun waktu pelaksanaannya berbeda dengan di Saudi Arabia. Perbedaan terjadi karena saat matahari terbenam di Saudi Arabia pada 20 Desember lalu, hilal sudah terlihat.
Waktu Saudi Arabia yang lebih lambat empat jam dari Waktu Indonesia Barat serta pergerakan hilal yang terus naik membuat wilayah Saudi Arabia lebih memungkinkan untuk melihat hilal terlebih dahulu. Dengan demikian, peringatan Idul Adha di Arab Saudi lebih cepat satu hari dibandingkan Indoensia.