Jakarta - Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta mengalami kekurangan dana karena tidak banyak pengunjung yang datang. Akibat minimnya dana itu, Gembira Loka menghentikan penangkaran satwa langka jenis komodo (veranus comodoensis).
Untuk menangkarkan komodo di luar habibatnya, Gembira Loka, telah mengeluarkan dana yang cukup besar. Karena koleksi komodo di kebun binatang itu sudah terlalu banyak, namun kandang yang tersedia sangat terbatas maka kegiatan itu dihentikan.
"Biaya pemeliharaan yang cukup mahal, bantuan dari pemerintah sangat terbatas.Apalagi setelah gempa banyak kandang kami yang rusak dan pengunjung menurun," kata Direktur Kebun Raya dan Kebun Binatang (KRKB) Gembira Loka Yogyakarta KMT A Tirtodiprodjo kepada wartawan di kantor, Kamis, (28/9/2006).
Selain karena masalah tingginya biaya, komodo di Gembira Loka juga sudah cukup banyak sementara binatang ini tidak lagi menarik pengunjung. Namun apabila penangkaran tetap dilanjutkan, akan merepotkan pengelola karena diperlukan dana yang besar.
"Kami tidak menghentikan tetapi kami tidak melakukan penangkaran lagi. Saat ini kami tidak mendapat manfaat dari penangkaran komodo itu. Biaya yang harus kami tanggung besar sekali. Jadi buat apa kalau banyak-banyak," katanya.
Menurut dia, di Gembira Loka saat ini terdapat 19 ekor komodo dengan kebutuhan makan rata-rata Rp 20 ribu per ekor per hari. Padahal para pengunjung saat ini lebih suka melihat satwa lainnya seperti harimau, gajah atau zebra. Sedang komodo sudah tidak menjadi daya tarik lagi sekarang ini.
Menurut dia, sebenarnya penangkaran komodo di Gembira Loka cukup sukses khususnya pada periode 1992 hingga saat ini berhasil menangkarkan 116 ekor komodo. Sebagian dari komodo itu, sudah dikirim ke kebun binatang lain untuk ditukar dengan satwa lain dan sebagian lagi dijadikan cindera mata ke luar negeri.
Dia mengaku pihaknya sebenarnya cukup menyesal dengan keputusan penghentian penangkaran ini. Namun apa boleh buat, karena kondisi yang terjadi memang tidak memungkinkan lagi. Untuk memperluas kandang juga tidak mungkin karena butuh dana besar. "Dana yang minim sedang biaya makan cukup besar. Sedang pemasukan juga minim karena tidak banyak pengunjung dan dukungan pemerintah juga tak ada," katanya.
Dia mengharapkan pemerintah masih memberikan izin untuk melakukan pertukaran jenis binatang langka dengan kebun binatang lain baik di dalam maupun di luar negeri. Namun ternyata tidak bisa lagi karena adanya peraturan pemerintah tentang satwa langka. Komodo masuk pada 11 jenis binatang untuk pertukaran harus mendapat ijin langsung dari presiden.
"Sementara kalau mau di kembalikan ke habitat asli jelas tidak mungkin dan butuh biaya sangat besar," katanya. (jon)