Pusat Ahmadiyah diserang ribuan massa. Menuntut kampus dikosongkan dan kegiatan dihentikan. Dengan bersenjatakan bambu, batu, dan kayu, lima ribu anggota Gerakan Umat Islam Indonesia menyatroni Kampus Mubarak, Kantor Pusat Jemaat Ahmadiyah Indonesia. Setelah berjalan kurang lebih 500 meter, sambil meneriakkan hujatan, mereka mulai mengepung kampus di Desa Pondok Udik, Kemang, Bogor, itu. Kampus Mubarak (yang diberkahi) berdiri di atas lahan 4,5 hektare, merupakan tempat penggemblengan mubalig Ahmadiyah (Qadiyan), yang akan diterjunkan di seluruh pelosok --di Indonesia berkembang dua aliran, Qadiyan dan Lahore. Penyerang memberi batas waktu hingga pukul 16.00, agar jemaat yang berada di area kampus hengkang. Kalau tidak, mereka akan menyerbu masuk. Ratusan polisi dikomandani Ajun Komisaris Besar Polisi Agus K. Sutisna, Kapolres Bogor, berjaga-jaga. Menurut Agus, Polres Bogor menurunkan dua satuan setingkat kompi (SSK) Brimob, dan dua SSK Pengendali Massa, ditambah gabungan polisi wanita. Satu SSK terdiri dari 100 personel. Zafrullah Ahmad Pontoh, mubalig wilayah Kemang, menolak dikatakan sesat. "Menurut Al-Quran, pintu kenabian masih dibuka," katanya.

Gatra.Com

Well menyikapi berita di atas, amat sayang sekali kalau hanya sedikit perbedaan musti berakhir seperti itu, kasihan generasi kita nantinya mereka mo jadi apa