Beberapa hari yang lalu, aku sempat nonton di TV kalau FPI berulah lagi ... Jadi makin kesel sama ulahnya masak sih tega teganya Wakil Indonesia Untuk Pemilihan Miss Universe koq di larang make bikini dasar aneh banget, Yang namana acara begituan ya wiss musti siap make bikini ... masa misalnya mo renang di suruh make pakaian lengkap aneh yo !!!
heueheuheuehue, pasti miss indonesianya grogi abis yeeeeeeeeeee, make bikini yang sekseh, but kayaknya orang2 yang munaf deh yang nga kaseh make bikini gitu
heuehuhe, maseh juga bukan dia yang kaseh makan, ngapaiin juga ngelarang :P:P
emang deh agama dipake alasan ....kalo mo beken usaha yg fair dong jgn pake orang ...... lagian yg namanya model mana ada yg ngak seksi2 begoooooooooo....suruh ke fashion show seklai2 tuch orang ....model2 telanjang2 gonta ganti baju ngak ada yg urus ....trus yg cewek2 nakal ampe ada complex2 gitu ....kenapa ngak diurusin .....sampe orang diluar negeri aja pada tauuuu....orang di asia ( indonesia) easy to get chick if you have extra $$$$$....gilee aja ...munaafikkkkkkk...najiss dahhhh............
trus kalo iklan2 sabun mandi itu khan ngelihatin kulit juga .....haiyaaaa .....suruh hidup dikuta tuch orang sebulan biar mabokkkkkkkkkkk.............. sorry jadi panes ...juts not fair apa2 disangkut pautkan ke agama or culture .........SUCKKKKKKKKKKKKKKK
quote: Originally posted by: mamahmeong "emang deh agama dipake alasan ....kalo mo beken usaha yg fair dong jgn pake orang ...... lagian yg namanya model mana ada yg ngak seksi2 begoooooooooo....suruh ke fashion show seklai2 tuch orang ....model2 telanjang2 gonta ganti baju ngak ada yg urus ....trus yg cewek2 nakal ampe ada complex2 gitu ....kenapa ngak diurusin .....sampe orang diluar negeri aja pada tauuuu....orang di asia ( indonesia) easy to get chick if you have extra $$$$$....gilee aja ...munaafikkkkkkk...najiss dahhhh............
trus kalo iklan2 sabun mandi itu khan ngelihatin kulit juga .....haiyaaaa .....suruh hidup dikuta tuch orang sebulan biar mabokkkkkkkkkkk.............. sorry jadi panes ...juts not fair apa2 disangkut pautkan ke agama or culture .........SUCKKKKKKKKKKKKKKK "
Haiya sekarang nungguin beritanya ga ada ada gila langsung di hide beritanya suapaya ga kelihatan banget di Mata Dunia kalau di Indo ada Pembunuhan Karakter Seseorang dengan jalan spt Itu
quote: Originally posted by: anomjail146 "Haiya sekarang nungguin beritanya ga ada ada gila langsung di hide beritanya suapaya ga kelihatan banget di Mata Dunia kalau di Indo ada Pembunuhan Karakter Seseorang dengan jalan spt Itu "
bebeh, mang nya tadi nga smepet nonton Liputan6 ya
aku aja nonton, ada dia kog, dia sempet diwawancarai cuman 2 menit aja :)
hahahhaha bener2 masak renang mo pake kebaya ...trus berenang khan di public juga apa bedanya yachh ayoooooooooooo....trus perennag2 indonesia yg di tv ....ama yg cewek angkat besi tuch khan juga di tv ...gilee dahhh sakittttttttt tuch orang2
quote: Originally posted by: bimzalabim "Wah jail banget tapi asik , ebat juga,ada lg ga?"
hahahaha ada lagi gak? cantik banget miss indo. Yang diedit nyonyoknya aja putih hahahaha pengen liat yang asli neh. sapa yg punya ya?? BTw emang tuh FPI besek banget, munaf, dari dulu dulu emang kayak gitu,ga abis abisnya. bikin kesel ajah
Kontes Miss Universe (Ratu Sejagat) 2005 yang kini sedang berlangsung di Bangkok, Thailand, dan puncak acaranya akan digelar Selasa (31/5) mendatang, mendapat perhatian cukup tajam di Indonesia. Putri Indonesia, Artika Sari Dewi, ikut dalam kontes itu. Kehadirannya justru memicu perdebatan terutama saat para kontestan diharuskan mengenakan pakaian renang. Argumentasi yang muncul di Indonesia bahwa kemunculannya dengan pakaian mini itu tidak etis dan tidak sesuai dengan kultur bangsa.
----------------
PERDEBATAN ini sebenarnya bersifat klasik karena juga muncul sejak dekade 1980-an, sejak Titi Dwijayati hendak dikonsep ikut lomba ini. Tetapi, pemakaian pakaian renang sebenarnya hanya salah satu acara dari sekian rangkaian acara yang mesti diikuti dalam kontes tersebut. Kontestan juga diwajibkan memakai busana nasional serta diuji berbagai elemen intelektual mereka.
Dalam lingkup internasional terutama dari kalangan kaum moralis, eksplorasi pemakaian pakaian renang (baca: busana mini) ini juga disorot dan dipandang sebagai eksploitasi tubuh wanita ke hadapan umum. Bahkan disebutkan sebagai eksploitasi tubuh wanita demi kepentingan bisnis. Kelompok-kelompok industri mancanegara akan memanfaatkan kemolekan tubuh wanita untuk kepentingan usaha mereka, misalnya promosi parfum, pelembut kulit, atau perancang busana.
Namun, kalangan seni justru memandang sebaliknya karena mereka bisa melihat perpaduan antara bentuk dan lekuk tubuh wanita dengan busana yang dikenakan, warna yang memancar serta lingkungan yang dihadapi. Sampai di sini, sesungguhnya perdebatan tersebut berakhir seri, karena sama-sama mempunyai nilai kebenaran.
Jika pemakaian pakaian renang itu dilihat berat sebelah dengan mengatakan semata-mata mengeksplorasi tubuh wanita, nampaknya ini juga keliru. Dalam jagat lelaki, eksplorasi keindahan dan simbol kejantanan tubuh laki-laki malah sudah "resmi" dipertontonkan di dunia melalui peristiwa-peristiwa olah raga internasional. Kontes binaraga dunia yang memperlihatkan kehebatan otot laki-laki juga mewajibkan kontestannya mengenakan pakaian minim.
Sekali lagi, ini sudah diakui dalam kegiatan olah raga internasional. Di Indonesia juga ada kontes binaraga dan diperlombakan secara nasional. Dari sini bisa dilihat, pria maupun wanita sesungguhnya mendapatkan "porsi" yang sama dalam hal "eksploitasi dan eskplorasi tubuh" tersebut. Filosopinya mungkin terletak pada pandangan bahwa tubuh manusia itu menyimpan unsur keindahan dan keindahan itu universal.
Perdebatan ini hampir sama dengan apa yang dilakukan Dewi Sukarno dalam buku "Madame de Syuga" yang melukisi tubuhnya dengan berbagai gambar yang dipadu dengan nuansa lingkungan. Persoalannya kemudian, apakah pemilik tubuh itu bersedia untuk dieksploitasi dan dieksplorasi? Dari sinilah kemudian muncul masalah budaya di dalamnya.
Perdebatan yang terjadi terhadap Artika Sari Dewi ketika ia memakai pakaian renang, terletak kepada "kepemilikan" tubuh Artika itu. Pada saat ia menyandang predikat sebagai putri Indonesia, "tubuhnya" seolah telah "dimiliki" oleh masyarakat Indonesia. Dalam pengertian lebih jauh, sesungguhnya klaim kepemilikan ini masih banyak kontroversinya.
Kontroversi pertama terletak pada kultur berpakaian wanita ala Indonesia. Jika mengacu pada kultur berpakaian model Indonesia wilayah Barat, terutama wanita Jawa, adalah benar jika pakaian renang itu amat kurang etis. Wanita tradisional Jawa, memakai pakaian yang membalut seluruh tubuhnya dengan ketat. Tetapi jika kultur berpakaian itu dibawa ke Indonesia Timur, terutama wilayah Papua, perdebatan mengenai etika kultural ini kurang mengena. Elemen tari-tarian Papua membolehkan pakaian minim di dalam tubuh wanita asal menutup rapat bagian-bagian yang memperlihatkan aurat. Bukankah Papua juga wilayah Indonesia, dan dengan demikian juga "memiliki" Putri Indonesia yang bernama Artika Sari Dewi?
Kontroversi kedua adalah siapakah sesungguhnya "pemilik" putri tersebut? Apakah ia dimiliki oleh pemerintah, masyarakat, ataukah dimiliki oleh komponen-komponen tertentu semisal perusahan kosmetika yang membiayai seluruh kegiatan putri Indonesia tersebut di Bangkok? Jika ternyata putri ini dibiayai dan diusahakan masuk ke kancah Miss Universe tersebut oleh para pengusaha industri kosmetika ini, maka tidak ada lagi yang terlihat janggal dalam penampilannya. Unsur-unsur industri pasti masuk dalam hitungan mereka, termasuk dalam berpakaian renang.
Kontroversi ketiga adalah soal keputusan ikut kontes. Ketika Indonesia memutuskan ikut dalam kontes ratu sejagat ini, itu sudah berarti siap dan tunduk dengan aturan yang dimiliki oleh lembaga internasional yang mengkreasi kontes Miss Universe ini. Berpakaian renang, merupakan salah satu syarat yang harus diikuti oleh kontestan. Dan ini sudah berlangsung bertahun-tahun. Perdebatan yang muncul pada saat kontes berlangsung kurang bermakna karena seharusnya perdebatan itu muncul sebelum keputusan pengiriman kontestan dari Indonesia.
Akhirnya, harus dikatakan bahwa kontes Miss Universe ini harus dipandang sebagai salah satu jalan pembuka ke arah pengenalan internasional. Negara yang ikut mengirim utusan, akan semakin dikenal secara internasional dan karena itu akan mampu membuka mata dunia terhadap negara ini. Entah membuka investasi, pariwisata atau hal lain yang mungkin menarik bagi pasar internasional. Inilah yang membuat sebagian dari negara-negara anggota PBB (81 negara) mengikuti kontes Miss Universe agar negara nereka lebih dikenal lagi. Bukankah secara akumulatif, mereka yang berhasil menjuarai ajang ini dipandang sebagai gadis yang cerdas bukan semata-mata indah dilihat karena berpakaian renang.