Lantaran telepon seluler berkamera sering disalahgunakan manfaatnya untuk mengabadikan hal tak senonoh, maka mayoritas gadis Arab menolak penggunaannya. Foto-fotoan yang tidak pada tempatnya dengan ponsel berkamera tersebut juga sering membuat pertengkaran di kalangan keluarga, terutama pasangan muda suami-istri, yang tidak jarang berakhir dengan perpisahan.

Pendapat para gadis Arab tersebut termaktub dalam laman (situs Internet) di http://www.4banat.com yang melakukan jajak pendapat di kalangan mereka, dan hasilnya mayoritas menolak ponsel berkamera.

Laman tersebut mencatat, 65 persen dari mereka yang ikut serta dalam jajak pendapat itu menolak penggunaan ponsel berkamera dan hanya 35 persen yang menyatakan menerima.

"Saya menolak penggunaan ponsel berkamera, karena sering digunakan untuk memotret kita dan disebarluaskan ke orang lain. Hal ini menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan," demikian salah satu alasan para gadis Arab untuk menolak hasil teknologi itu.

Selain itu, ada pula yang berkomentar, "Sebagian lain orang sengaja memoto seorang gadis rekannyayang sedang dalam keadaan berpakaian minim. Foto itu bisa saja dilihat oleh kalangan pria yang menimbulkan aib."

Hal lain yang juga dikomentari para gadis Arab adalah foto-foto dari ponsel berkamera itu dapat dijadikan alat untuk memeras mereka yang difoto dalam pose kurang senonoh, yang disertai ancaman bila tidak mau membayar, maka fotonya disebarluaskan ke Internet.

Oleh karena itu, sejumlah acara di Arab mulai diberlakukan peringatan tertulis "dilarang membawa ponsel berkamera" guna menghindari hal-hal yang tak diinginkan. Lalu bagaimana dengan di Indonesia ?