Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) untuk menghidupkan mesin-mesin pembangkit listrik di Bali masih boros. Ini dikarenakan, hampir 60 persen listrik di Bali menggunakan BBM.
General Manager PT PLN Distribusi Bali, Ir. Sudirman, baru-baru ini mengatakan, saat ini konsumsi listrik di Bali telah mencapai 6.452 MWh per hari.
Jika diasumsikan 1 liter BBM untuk menghidupi 3 kWh, setiap hari akan dibakar BBM sekitar 1,4 juta liter per hari. Dengan harga BBM industri Rp 7.000/liter, setiap hari akan dibakar Rp 9,8 milyar, katanya.
Ia menambahkan, borosnya konsumsi BBM untuk listrik di Bali dikarenakan banyak konsumen yang menjadikan listrik sebagai kebutuhan konsumtif bukan produktif.
Di samping itu, tren masyarakat perkotaan yang cenderung menggunakan listrik untuk kebutuhan konsumtif (tersier) memperparah borosnya pemakaian listrik. Di sisi lain, masih ada 80 dusun di Bali yang belum menikmati listrik PLN untuk kebutuhan primer (penerangan).
Terkait dengan hal itu, kata Sudirman, PLN kini gencar mensosialisasikan gerakan mengurangi pemakaian energi listrik 50 watt sepanjang waktu di kalangan konsumen.
Jika dilakukan penghematan 50 watt sepanjang waktu, pemakaian listrik akan dapat dihemat 0,6 kWh tiap hari. Jika di Bali terdapat 720.000 pelanggan, listrik yang dihemat tercatat 432.000 kWh. Dengan demikian, BBM yang bisa dihemat 144.000 liter atau sekitar Rp 1 milyar per hari.
Menurut Sudirman, hemat 50 watt sepanjang waktu, itu sangat bermanfaat. Salah satunya adalah menjaga kesinambungan pasokan listrik agar terhindar dari pemadaman bergilir, menghemat BBM, mengurangi pencemaran lingkungan dan peduli terhadap masyarakat yang belum mendapatkan listrik. *yas