Semarapura (Bali Post) - Polres Klungkung terus menyelidiki penyebab kematian anggota Dalmas Polres Klungkung Briptu Dewa Ketut Sapta Adi (24). Beberapa barang bukti dikumpulkan, termasuk sejumlah sampel yang sudah dikirim ke laboratorium Forensik Polda Bali. Di antaranya, sisa berbagai jenis obat-obatan yang ditemukan di kamar korban yang diduga antibiotik dan obat penurun demam. Seperti mefipol 500, sanmol (paracetamol) 500 mg dan ciprofloxacin 500 mg.
Untuk bahan tambahan, polisi juga mengumpulkan sampel makanan yang dikonsumsi korban sebelum meninggal dunia. Seperti jamu pria sehat beserta campurannya--madu, beras kencur, anggur, tablet dan lainnya. ''Ya, proses penyelidikan masih terus kami lanjutkan. Sambil menunggu turunnya hasil laboratorium forensik,'' tandas Kapolres Klungkung AKBP IGAP Udiantara, Minggu (10/2) kemarin. Disebutkan, sampel yang dikirim ke laboratirum forensik (labfor), jamu, sisa roti bakar, darah dan urine.
Bagaimana jika hasil labfor menunjukkan adanya unsur racun dalam sampel makanan, adakah kemungkinan jenazah korban akan digali? Kapolres mengaku tak mau membicarakan soal kemungkinan. ''Saya belum bisa pastikan ke arah itu. Soalnya hasil labfor belum turun,'' katanya. Memang, masalahnya orangtua korban tidak mengizinkan dilakukan otopsi terhadap jenazah. Tetapi itu hak keluarga korban. Polisi tak bisa memaksa, tambahnya.
Polisi rencananya akan memintai keterangan ayah korban Dewa Made Karji kemarin. Namun, rencana itu batal lantaran Dewa Karji sibuk. Dewa Karji rencananya dimintai informasi berkaitan dengan kondisi sebelum dan setelah kematian korban.
Sebelumnya diberitakan, Dewa Sapta Adi ditemukan tewas misterius di rumahnya di Banjar Semagung, Banjarangkan, Klungkung. Dari mulutnya, keluar darah dan bagian tubuhnya--dari uluhati hingga wajah membiru. Terkait hal itu, polisi sudah memintai keterangan dua saksi, yakni Puryono (43) penjual jamu tempat korban membeli jamu dan teman korban yang menginap di rumahnya, Kadek Astawan. (kmb20)